Kamis, 12 Februari 2015

logika



Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Logika sebagai ilmu pengetahua
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana objek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Logika sebagai cabang filsafat
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.
Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.
Macam - Macam Logika
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.

2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.

Kegunaan logika

·      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
·      Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
·      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
·      Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
·      Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
·      Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
·      Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun (bahasa Jawa: gugon-tuhon)
·      Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

Pembagian Materi Logika

Untuk sampai kepada suatu pemikiran yang tepat , logika menganalisa unsur-unsur pemikiran manusia. Materi logika antara lain :
1.      Mengerti Permasalahan
Yaitu memahami apa yang menjadi permasalahan yang sedang di hadapi.Kegiatan mengerti ini dapat di bangun melalui penginderaan misalnya dengan mengamati.
2.      Adanya kausualitas.
Yaitu adanya keterkaitan. Pekerjaan otak selanjutnya setelah mengerti permasalahan  adalah membangun hubungan yang ada antara berbagai fakta.
3.      Adanya kesimpulan
Pekerjaan akal yang ketiga adalah membangun kesimpulan . Kesimpulan ini didapat atas serangkaian kegiatan mulai dari mengerti hubungan permasalahan dan fakta yang dari keduanya dapat ditarik kesimpulan.

Metode dalam logika
Logika sesuai dengan fungsinya memecahkan masalah mempunyai dua Metode :
1.      Metode Deduktif yaitu pengkajian dari suatu yang umum (general) untuik menghasilkan suatu yang khusus. Berpikir dengan Metode deduktif menggunakan sarana berfikir matematika.
2.      Metode Induktif yaitu logika berfikir yang bergerak dari hal-hal yang khusus menghasilkan gegeralisasi yang umum. Berfikir induktif  menggunakan sarana berfikir statistika.
Baik matematika maupun statistika bukanlah ilmu melainkan sarana berfikir. Kedua Metode berfikir tersebut dapat diterapkan dalam penelitian Ilmiah  yang direalisasikan dalam karya Ilmiah Penelitian.
Logika berfikir deduktif dipakai dalam perumusan hipotesis penelitian yang dideduksi dari teori-teori yang ada. Logika berfikir Induktif di terapkan dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan data dan sample. Untuk menyimpulkan kasus yang berdasarkan data dan sample di perlukan sarana statistika. Proses Ilmiah yang secara epistemologis adalah paroses ilmiah agar hasil yang diperoleh  dapat di katagorikan sebagai produk ilmiah yaitu Ilmu.

Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di tarik kesimpulan  :
1.      Dalam menghadapi permasalahan hidup yang kian berkembang manusia   menggunakan akal fikirannya .
2.      Proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang menghasilkan suatu pengetahuan di sebut penalaran
3.      Logika adalah kecakapan berfikir secara tepat dan akurat berdasarkan fakta dan data untuk menghasilkan keputusan yang benar atas permasalahan yang ada.
4.      Metode berfikir logika ada dua yaitu : deduktif dan induktif.

Daftar pustaka;
·        Alex Lanur OFM. 1983. Logika, Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
·         Filsafat Ilmu , Yuyun Suriasumantri, 2005
·        Jan Hendrik Rapar. 1996. Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
·         Logika Ilmu Menalar, Poespoprojo., 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar