Kamis, 12 Februari 2015

FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA



FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Manusia adalah manusia yang mampu mengembangkan diri. Dengan cara mengatur dan komposisi makanan dan minuman dengan disertai latihan yang teratur. Kemajuan peradaban manusia ini terlihat dengan adanya periodesasi sejarah umat manusia seperti zaman prasejarah dan zaman sejarah.[1]

A. Filsafat Pendidikan dan Kepribadian[2]
Peningkatan kualitas sumber daya terlihat dari mereka yang semula awam terhadap maslah yang menyangkut kehidupan nelayan menjadi nelayan professional, mencakup ketepatan menentukan manusia ikan, menggunakan berbagai perangkat alat penangkap ikan, pembuatan perahu serta peralatannya.
Sementara secara kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Dalam konteks ini, dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya dan kepribadian suatu masyarakat, hal ini dapat dilihat ketika tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlihatkan dalam masyarakat, dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam masyarakat modern, proses pendidikan tersibutdilaksanakan pada suatu sistem yang sengaja di rancang sebagai suatu pendidikan secara formal. Hal ini berkaitan dengan pandangan hidup masyarakat suatu bangsa itu sendiri.
Pandangan hidup yang merupakan jati diri ini berisi nilai-nilai yang di anggap sesuatu yang secara ideal adalah benar. Denagn demikian kebenaran itu tentu berbeda antara bangsa yang satu dan lainnya.
Dengan demikian, antara rantai hubungan itu terlihat pada perincian sebagai berikut :
1.    Setiap masyarakat atau bangsa memiliki sistem nilai kebenaran.
2.    Nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan dipertahankan sebagai suatu pandangan hidup atau filsafat hidup mereka.
3.    Agar nilai-nilai tersebut dapat dilestarikan, oleh karenanya perlu diwariskan kepada generasi muda.
4.    Pendidikan dalam hal ini di pandang sebagai usaha yang efektif dalam pelestarian warisan tersebut.
5.    Dalam rangka menyelaraskan pendidikan dengan nilai-nilaiyang menjadi pandangan tersebut.
Pendidkan yang benar adalah apabila dapat membentuk manusia yang sehat dan kuat secara fisik. Dasar pemikiran ini mereka jadikan sebagai landasan dalam menyusun sistem pendidikan, Negara di berikan wewenang untuk menjadi pemikiran peserta didik secara mutlak. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi tesebut secara berimbang, pendidikan yang dapat membentuk manusia yang harmonis. Kurikulum pendidikannya yang terangkum dalam trivium memuat mata pelajaran ilmu hitung, gymnasium dan musik.

Tujuan pendidikan diarahkan pada manusia pekerja yang mengabdi kepada kepentingan Negara. Oleh karena itu, kelompok warga Negara yang dinilai potensial adalah kaum buruh dan kaum tani, karena kedua bidang ini secara nyata mampu memproduksi materi, berupa hasil teknologi dan bahan pangan.
Secara pribadi setiap warga Negara mempunyai kebebasan memperoleh pendidikan dan bebas mengemukakan pendapat. Dengan kata lain, sistem pendidikan nasional disusun atas dasar pendidikan filsafat pendidikan pancasila. Hal ini dikarenakan filsafat pendidikan merupakan ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran dari pemecahan masalah-masalah pendidikan. Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku.

B. Filsafat Pendidikan dan Sumber Daya Manusia[3]
Manusia adalah manusia yang memiliki berbagai potensi bawaan. Dengan potensi inteleknya, manusia disebut homo intelectus.
Terdapat tiga aliran filsafat yang dalam pendekatannya bertolak dari kualitas potensi manusia seperti di atas :
1.    Aliran naturalism, yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bahwa  (natural) yang dapat berkembang secara alami, tanpa memerlukan bimbingan dari luar ( lingkungan ).
2.    Aliran empirisme, manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau karena adanya intervensi lingkungan.
3.    Aliran konvergensi, manusia secara kodrat yang dianugrahi potensi yang disebut bakat.
Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan problema pendidikan.
Sifat keturunan dapat dikembngkan secara baik atau tidak, tergantung dari pengaruh-pengaruh rangsangan selama didalam perkembangannya. Banyak sifat-sifat seseorang yang tidak asli dari keturunan, melainkan tumbuh melalui pengalaman-pengalaman, latihan dan pengaruh luar. Pengruh luar secara sistematis ini lebih dikenal dengan pendidikan.
Filsafat pendidikan sebagai sistem dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama berdasarkan pandangan filosofi, sebagaimana telah diuraikan terdahulu. Dalam pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai aliran itu mengakui bahwa manusia memiliki potensi untuk di didik.
Pendekatan kedua adalah filsafat, pendidikan dilihat dari sudut pandang sistem pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan usaha untuk menemukan jawaban tentang pendidikan dan problem-problem yang ada. Pendidikan dalam hubunganya dengan individu dan masyarakat, dapat dilihat dari bagaimana garis hubungnya dengan filsafat pendidikan dan sumber daya manusia. dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya. Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah sebagai pewaris nilai-nilai budaya. Dalam pandanagan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi  individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia sebagai mahluk berbudaya pada hakikatnya adalah pencipt budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkat sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat, sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber budaya manusia itu sendiri, sebagai pendukung nilai-nilai budaya tersebut. Pada masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli (primitive), berbeda dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran (modern). Dilingkungan masyarakat pertama, tingkat kualitas sumber daya manusiannya boleh dikatakan sangat rendah. Potensi sumber daya manusia hanya dikembangkan untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang sangat terbatas. Karena itu, fariasi kerja tidak begitu banyak. Sebaliknya, pada masyarakat yang sudah maju, tuntutan kebutuhan dan fariasi kerja demikian banyak, bahkan selalu bertambah. Untuk mengatasi kebutuhan tesebut, diperlukan tenaga propesional yang berkualitas. Untuk memenuhi tuntutan itu, setiap individu dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya nya masing-masing.
Begitu juga kemajuan peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh daya ilmu pengetahuan daya teknologi (IPTEK). Makin tinggi tingkat penguasaan IPTEK, makin maju pula peradaban suatu bangsa. Juga tingkat kualitas sumber daya manusiannya. Salah satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan.
Sejalan dengan tujuan tersebut, disusunlah suatu sistem pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan pengembangan sumber daya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi peningkatan kemajuan peradaban yang dimiliki. Kemudian agar sistem pendidikan tersebut tetap terjaga, diperlukan adanya suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakar pada kepribadian bangsa itu masing-masing. Dalam kaitan ini, terlihat bgiaman kaitan hubungan antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas pendidikan manusia.
Sedangkan tujuan pendidikan Indonesia adalah membentuk manusia yang berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produtif, serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan ini mencakup pengembangan potensi individu yang diamanatkan oleh filsafat pendidikan Pancasila. Secara individu, diharapkan peserta didik, dapat memiliki kepribadian yang mencakup keenam belas karakteristik seperti tergambar dalam tujuan pendidikan nasional. Karakteristik ini sekaligus merupakan aspek yang menjadi muatan alam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan fisafat pendidikan yang digali dari filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Lebih jauh, dalam kaitanya dengan kehidupan berbangsa, pendidikan nasional juga menggariskan tujuan yang harus dicapai. Tujuan ini meliputi upaya untuk menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal Cinta tanah air, meningkatkan semangat kebenaran dan kesetiawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa pahlwan serta beriorientasi masa depan.

Daftar pustaka:
Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. filsafat ilmu. Bandung : pustaka setia, 2009
Noorhayati, aliet. Telaah filsafat pendidikan. Yogyakarta : Cv Budi Utama, 2014
Prof. Dr.H.A Tafsir. Filsafat Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia, 2011
Prof.Dr.Amal Bakhtiar,M.A. filsafat ilmu. Jakarta :rajawali pers, 2010
Prof.Dr.Muhmidayeli,M.Ag. Filsafat Pendidikan.Bandung : Refika aditama, 2013



[1] Aliet Noorhayati Sutrisno, Telaah Filsafat Pendidikan;(Cirebon; Deepublish 2014) hal 135
[2] Aliet Noorhayati Sutrisno, Telaah Filsafat Pendidikan;(Cirebon; Deepublish 2014) hal 136
[3] Aliet Noorhayati Sutrisno, Telaah Filsafat Pendidikan;(Cirebon; Deepublish 2014) hal 144

1 komentar:

  1. The 3 Best Casinos in Los Angeles - Mapyro
    Looking for Casinos Near You 대전광역 출장샵 in Los Angeles? Find Casinos Near You 대구광역 출장샵 in 양주 출장마사지 2021 at 강릉 출장마사지 Mapyro. Explore other 구미 출장안마 popular Arts near you from Mapyro,

    BalasHapus