FILSAFAT
PENDIDIKAN PENINGKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Manusia adalah manusia
yang mampu mengembangkan diri. Dengan cara mengatur dan komposisi makanan dan
minuman dengan disertai latihan yang teratur. Kemajuan peradaban manusia ini
terlihat dengan adanya periodesasi sejarah umat manusia seperti zaman prasejarah
dan zaman sejarah.[1]
A.
Filsafat Pendidikan dan Kepribadian[2]
Peningkatan kualitas
sumber daya terlihat dari mereka yang semula awam terhadap maslah yang
menyangkut kehidupan nelayan menjadi nelayan professional, mencakup ketepatan
menentukan manusia ikan, menggunakan berbagai perangkat alat penangkap ikan,
pembuatan perahu serta peralatannya.
Sementara secara
kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari
generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Dalam
konteks ini, dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya dan
kepribadian suatu masyarakat, hal ini dapat dilihat ketika tradisi sebagai
muatan budaya senantiasa terlihatkan dalam masyarakat, dari generasi ke
generasi berikutnya. Dalam masyarakat modern, proses pendidikan
tersibutdilaksanakan pada suatu sistem yang sengaja di rancang sebagai suatu
pendidikan secara formal. Hal ini berkaitan dengan pandangan hidup masyarakat
suatu bangsa itu sendiri.
Pandangan hidup yang
merupakan jati diri ini berisi nilai-nilai yang di anggap sesuatu yang secara
ideal adalah benar. Denagn demikian kebenaran itu tentu berbeda antara bangsa
yang satu dan lainnya.
Dengan demikian, antara
rantai hubungan itu terlihat pada perincian sebagai berikut :
1. Setiap
masyarakat atau bangsa memiliki sistem nilai kebenaran.
2. Nilai-nilai
tersebut dengan sendirinya akan dipertahankan sebagai suatu pandangan hidup
atau filsafat hidup mereka.
3. Agar
nilai-nilai tersebut dapat dilestarikan, oleh karenanya perlu diwariskan kepada
generasi muda.
4. Pendidikan
dalam hal ini di pandang sebagai usaha yang efektif dalam pelestarian warisan
tersebut.
5. Dalam
rangka menyelaraskan pendidikan dengan nilai-nilaiyang menjadi pandangan
tersebut.
Pendidkan yang benar
adalah apabila dapat membentuk manusia yang sehat dan kuat secara fisik. Dasar
pemikiran ini mereka jadikan sebagai landasan dalam menyusun sistem pendidikan,
Negara di berikan wewenang untuk menjadi pemikiran peserta didik secara mutlak.
Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi tesebut secara berimbang,
pendidikan yang dapat membentuk manusia yang harmonis. Kurikulum pendidikannya
yang terangkum dalam trivium memuat mata pelajaran ilmu hitung, gymnasium dan
musik.
Tujuan pendidikan
diarahkan pada manusia pekerja yang mengabdi kepada kepentingan Negara. Oleh
karena itu, kelompok warga Negara yang dinilai potensial adalah kaum buruh dan
kaum tani, karena kedua bidang ini secara nyata mampu memproduksi materi,
berupa hasil teknologi dan bahan pangan.
Secara pribadi setiap
warga Negara mempunyai kebebasan memperoleh pendidikan dan bebas mengemukakan
pendapat. Dengan kata lain, sistem pendidikan nasional disusun atas dasar
pendidikan filsafat pendidikan pancasila. Hal ini dikarenakan filsafat
pendidikan merupakan ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat
yang diterapkan dalam usaha pemikiran dari pemecahan masalah-masalah
pendidikan. Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mengubah sikap dan tingkah
laku.
B.
Filsafat Pendidikan dan Sumber Daya Manusia[3]
Manusia adalah manusia
yang memiliki berbagai potensi bawaan. Dengan potensi inteleknya, manusia
disebut homo intelectus.
Terdapat tiga aliran
filsafat yang dalam pendekatannya bertolak dari kualitas potensi manusia
seperti di atas :
1. Aliran
naturalism, yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bahwa (natural) yang dapat berkembang secara alami,
tanpa memerlukan bimbingan dari luar ( lingkungan ).
2. Aliran
empirisme, manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau karena adanya
intervensi lingkungan.
3. Aliran
konvergensi, manusia secara kodrat yang dianugrahi potensi yang disebut bakat.
Ketiga aliran tersebut
kemudian menjadi dasar pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan
problema pendidikan.
Sifat keturunan dapat
dikembngkan secara baik atau tidak, tergantung dari pengaruh-pengaruh
rangsangan selama didalam perkembangannya. Banyak sifat-sifat seseorang yang
tidak asli dari keturunan, melainkan tumbuh melalui pengalaman-pengalaman,
latihan dan pengaruh luar. Pengruh luar secara sistematis ini lebih dikenal
dengan pendidikan.
Filsafat pendidikan
sebagai sistem dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama
berdasarkan pandangan filosofi, sebagaimana telah diuraikan terdahulu. Dalam
pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai aliran itu
mengakui bahwa manusia memiliki potensi untuk di didik.
Pendekatan kedua adalah
filsafat, pendidikan dilihat dari sudut pandang sistem pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan usaha untuk menemukan jawaban tentang pendidikan dan
problem-problem yang ada. Pendidikan dalam hubunganya dengan individu dan
masyarakat, dapat dilihat dari bagaimana garis hubungnya dengan filsafat
pendidikan dan sumber daya manusia. dari sudut pandang individu, pendidikan
merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu, sebaliknya dari sudut
pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya.
Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan
individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah
sebagai pewaris nilai-nilai budaya. Dalam pandanagan ini, pendidikan mengemban
dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi
individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia sebagai mahluk
berbudaya pada hakikatnya adalah pencipt budaya itu sendiri. Budaya itu
kemudian meningkat sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya
itu.
Tingkat perkembangan
kebudayaan suatu masyarakat, sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber
budaya manusia itu sendiri, sebagai pendukung nilai-nilai budaya tersebut. Pada
masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli (primitive), berbeda dengan
masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran (modern). Dilingkungan masyarakat
pertama, tingkat kualitas sumber daya manusiannya boleh dikatakan sangat
rendah. Potensi sumber daya manusia hanya dikembangkan untuk memnuhi kebutuhan
hidup sehari-hari yang sangat terbatas. Karena itu, fariasi kerja tidak begitu
banyak. Sebaliknya, pada masyarakat yang sudah maju, tuntutan kebutuhan dan
fariasi kerja demikian banyak, bahkan selalu bertambah. Untuk mengatasi
kebutuhan tesebut, diperlukan tenaga propesional yang berkualitas. Untuk
memenuhi tuntutan itu, setiap individu dituntut untuk meningkatkan kualitas
sumber daya nya masing-masing.
Begitu juga kemajuan
peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh daya ilmu pengetahuan daya
teknologi (IPTEK). Makin tinggi tingkat penguasaan IPTEK, makin maju pula
peradaban suatu bangsa. Juga tingkat kualitas sumber daya manusiannya. Salah
satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia adalah pendidikan.
Sejalan dengan tujuan
tersebut, disusunlah suatu sistem pendidikan yang layak dan serasi dengan
tujuan pengembangan sumber daya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya
bagi peningkatan kemajuan peradaban yang dimiliki. Kemudian agar sistem
pendidikan tersebut tetap terjaga, diperlukan adanya suatu landasan filsafat
pendidikan yang dinilai mengakar pada kepribadian bangsa itu masing-masing.
Dalam kaitan ini, terlihat bgiaman kaitan hubungan antara filsafat pendidikan
dengan peningkatan kualitas pendidikan manusia.
Sedangkan
tujuan pendidikan Indonesia adalah membentuk manusia yang berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggung jawab, produtif, serta sehat jasmani dan rohani.
Tujuan ini mencakup pengembangan potensi individu yang diamanatkan oleh
filsafat pendidikan Pancasila. Secara individu, diharapkan peserta didik, dapat
memiliki kepribadian yang mencakup keenam belas karakteristik seperti tergambar
dalam tujuan pendidikan nasional. Karakteristik ini sekaligus merupakan aspek
yang menjadi muatan alam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang
berlandaskan fisafat pendidikan yang digali dari filsafat dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.
Lebih
jauh, dalam kaitanya dengan kehidupan berbangsa, pendidikan nasional juga menggariskan
tujuan yang harus dicapai. Tujuan ini meliputi upaya untuk menumbuhkan jiwa
patriotik dan mempertebal Cinta tanah air, meningkatkan semangat kebenaran dan
kesetiawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai
jasa pahlwan serta beriorientasi masa depan.
Daftar pustaka:
Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. filsafat ilmu. Bandung : pustaka setia,
2009
Noorhayati,
aliet. Telaah filsafat pendidikan.
Yogyakarta : Cv Budi Utama, 2014
Prof. Dr.H.A
Tafsir. Filsafat Pendidikan. Bandung
: Pustaka Setia, 2011
Prof.Dr.Amal Bakhtiar,M.A. filsafat ilmu. Jakarta :rajawali pers,
2010
Prof.Dr.Muhmidayeli,M.Ag.
Filsafat Pendidikan.Bandung : Refika
aditama, 2013
The 3 Best Casinos in Los Angeles - Mapyro
BalasHapusLooking for Casinos Near You 대전광역 출장샵 in Los Angeles? Find Casinos Near You 대구광역 출장샵 in 양주 출장마사지 2021 at 강릉 출장마사지 Mapyro. Explore other 구미 출장안마 popular Arts near you from Mapyro,